Selasa, 07 Desember 2010

Menjaga Hati dari VMJ (Virus Merah Jambu)


Pacaran haram? Mengapa ya urusan cinta mencinta antara lawan jenis tak ada habis-habisnya. Padahal sudah jutaan lagu mengupasnya, sudah ribuan cerita membongkarnya. Entah kapan kita akan mulai bosan membicarakannya. Sepertinya setiap hal yang berhubungan dengannya hamper selalu dapat meninggikan hormone adrenalin, membuka kelopak mata yang hamper jatuh, dan menyunggingkan senyum pada bibir yang mulai kerucut karena bosan.
Area komunitas remaja muslim pun bukan serta merta menjadi area bersih dari hal ini. Karena memang terkadang kemajuan pemahaman tidak sebanding dengan perbuatan. Semoga ini bukan kemunafikan tapi sebuah tahap proses yang harus disikapi dengan pikiran jernih dan jiwa besar.
Kembali ke pertanyaan tadi. Mengapa? Banyak teori tentangnya, tetapi satu hal yang mesti dipahami adalah karena ia (cinta) bertahta pada sudut emosi yang artinya ia terkotak pada kelabilan, yang menawarkan kesenangan dan tantangan untuk ditaklukkan secara sangat dinamis. Tanpa tanggung jawab apa-apa. Menarik bukan? Bahkan Sangat menarik sehingga kadang kita tidak tega untuk meninggalkannya.
Untuk sahabat-sahabatku yang sedang diuji dengan perasaan itu, Insya Allah dapat dimengerti betapa beratnya ketika kita sudah terjebak di dalam hubungan yang belum halal. Terjebak dalam kegagalan menjaga hati, terjebak dalam kedekatan yang tak terdefinisi, dalam kesenangan yang membingungkan, kegelisahan yang menyesakkan, gerak hati yang menyedihkan, dan niat yang terbelokkan. Maka yuk, pegang tangan saudaramu ini dan biarkan kita melaluinya bersama.
Suatu saat bila sudah berhak, insyaAllah saya boleh menulis resep obat untuk pasien. Tapi semoga bukan hal yang salah bila sekarang saya coba memformulasikan resep yang bisa meringnkan beban itu. Mau tau nama obatnya? Kalau kak Rahmi sih nyebutinnya “Nine IT to Release IT”
here they are....
1.     Ini Tidak sebesar yang kamu bayangkan
Please calm down and tarik nafas panjang. Hapus air mata itu dan ikat dulu awang-awang yang membumbung. Emang, saat punya rasa ini, begitu rupa lintasan emosi bercampur baur, sulit untuk dijelaskan tapi terasa sangat nyata. Tiba2 ada seseorang yang begitu mempesona. Gerakan tubuhnya, senyumnya, tatapan matanya, tampak begitu indah di mata kita. Dan tiba2 hidupmu menjadi gaduh, gaduh oleh bayangannya, suaranya, dan harapan2 yang entah mengapa semakin menyiksa. Tapi, please listen to me. Get real, guys!! Mendramatisasi keadaan akan menjadikannya lebih parah. Ini bukan masalah hidup, ini hanya episode ujian singkat yang akan segera berlalu jika kamu bersedia menyingkirkannya. Gunakanlah bagian otak yang dikasih Allah untuk membantumu mengendalikannya, melogikakan masalah untuk menyederhanakannya agar syaitan itu tidak betah bersemayam di ruang hatimu.
2.     Itukah Tujuanmu?
Tata ulang kembali apa tujuan hidup dan matimu, karena tujuan memiliki kekuatan besar untuk memaksa kita kembali memandangnya. Apa yang ingin kamu tuju dalam jangka pendek maupun panjang? Ingin menikah dengan pasangan sholeh, sholehah? Ingin mendapat keberkahan-Nya? Ingin akhirat yang selamat? Bila iya, bisakah tujuan itu dapat dicapai dengan caramu sekarang? Apakah jalan itu yang diserukan Rasulullah? Jawablah dalam hati saja.
3.     ITung-itung
Belajarlah menjadi manusia yang gemar membuat perhitungan. Hitunglah manfaat dan keburukan dalam setiap pilihan kita. Adakah hubungan tidak halal itu menguntungkan? Atau beranikah kita jujur mengakui bahwa ternyata kerugiannya sangat besar bagi dunia apalagi akhirat kita?
4.     Iman, Teguhkanlah
There’s no choise. Imanlah yang membuat kita terus bertahan. Jangan lelah terus berada dalam lingkaran iman. Dan jangan menganggap dirimu tidak layak berada dalam lingkaran ini, karena lingkaran ini hanya tersedia bagi orang2 yang merasa tidak sempurna.
5.     Ilangin Takutmu
Takut sakit hati, takut kesepian, takut dibilang cupu n ga’ gaoel, takut dikirain ga laku, takut ga punya jodoh adalah sederet ketakutan yang dihadiahkan oleh iblis, membuat kita lupa pada kebenaran janji2Nya. Oleh karena itu, jangan biarkan dirimu berada dalam ketakutan itu. Berharaplah pada Allah saja dan tak akan pernah kecewa hamba yang hanya berharap padaNya.
6.     Interaksi, Tanyakanlah
Tak ada salahnya ketika berinteraksi dengan lawan jenis selama ia ada di dalam lorong yang terjaga. Kita harus belajar proporsional dalam hal ini. Kitalah yang bisa mendeteksi apakah komunikasi yang terjadi sebatas yang diperlukan atau ada usaha untuk menghiasnya? Apakah niat untuk kerja bersama telah tergores selipan rindu mendengar suaranya? Apakah ada  sisipan kata2 yang bila jujur kita menilainya, sangat tidak perlu? Sahabat, berhijablah dalam kata2, sehingga sekeping hati itu tetap suci.
7.     hI, There’s so much to do
Walau tidak bisa diukur secara statistika lengkap, tampaknya tidak terlalu salah bila orang yang berpangku tangan adalah orang yang paling rentan terhadap perasaan dan hubungan yg belum halal ini. Sebenarnya bila kita mau mengetahui, begitu banyak buku yang belum kit abaca, begitu banyak saudara2 yang menunggu telepon silaturrahim, begitu banyak hal2 yang perlu kita tulis, begitu banyak skill yang belum kita miliki. Masih relakah kita kehilangan waktu yang berharga itu dalam kabut lamunan dan perasaan itu?
8.     IT is what you hear and see
Panca indra menduduki tempat istimewa dalam anatomi tubuh kita. Karena merekalah yang menentukan apa saja yang berproses dalam pikiran ini. Bila kita sering mendengar atau melihat cerita2 cinta picisan, atau mendengar lagu-lagu yang mengagungkan cinta, maka bersiaplah menyediakan usaha super keras untuk mengendalikan otak untuk tidak memikirkannya. Tak kalah juga yang mempengaruhi adalah ketika teman2 di sekitar kita yang tak hentinya menceritakan masalah atau keindahan kisah cintanya. Maka jika bukan bagian dari solusi dan hatimu tidak cukup kuat menahannya, jauhilah mereka. Karena itu dapat membantu hatimu untuk tidak terlalu berat menanggungnya.
9.     Pray IT
Masih belum bisa keluar juga? Barangkali ada bagian yang terlewatkan. Yup, Do’a. mungkin selama ini kita mengepal tangan terlalu keras, menyempitkan hati sendiri, sengaja menutup mata dan telinga demi minta izin akan hadirnya cinta itu. Sekarang, cobalah buka telapak tanganmu perlahan-lahan dan tengadahkan ia ke Rabbmu. Bukankan pasir di pantai akan tinggal lebih lama di telapak tangan yang terbuka daripada ketika kita menggenggamnya erat2?

Semoga beberapa tips di atas dapat membantu sobat2 yang ingin menjaga hati.

4 komentar: