Jumat, 31 Desember 2010

UTUSAN KEMATIAN

Dikisahkan dalam kitab Irsyadul ‘bad lil isti’dad li yaumil ma’ad karya Abdul Azis Muhammad Salman, suatu ketika nabi Ya’qub memohon kepada malaikat maut tentang suatu hal. “aku memohon agar engkau berkenan memberitahu kalau ajalku sudah dekat.” “Baiklah, jika ajalmu dekat, aku akan mengutus dua atau tiga utusan,” jawab malaikat maut.
Setelah beberapa waktu, malaikat maut mendatanginya. Ya’qub terperanjat. Dengan nada gugup nabi Ya’qub berkata, “engkau dating hanya unutk mengunjungiku atau engkau akan mencabut ruhku?” malaikat menjawab, “aku dating kali ini untuk mengunjungimu sekaligus untuk mencabut ruhmu.”
Nabi Ya’qub protes. “bukankah kau telah berjanji, ketika ajalku dekat akan mengutus dua atau tiga utusan?” Tanya Ya’qub.
“apakah kau tak sadar, aku telah mengutus padamu tiga perkara, dan engkau merasakan dan melihat dengan mata kepala sendiri akan perubahan yang terjadi pada dirimu? Bukankah rambutmu sebelumnya berwarna hitam, kemudian setelah itu menjadi beruban? Bukankah sebelumnya badanmu kuat dan kokoh, hingga akhirnya sekarang menjadi lemah? Bukankah sebelumnya tulang tubuhmu lurus, kemudian berubah bungkuk?” jawab malaikat.
Nabi Ya’qub menyadari hal itu. Malaikat maut kembali bertutur, “ketahuilah, mereka adalah utusanku pada setiap anak Adam sebelum ajal menjemput

Tidak ada komentar:

Posting Komentar